Triwulan 1 Pelajaran 4, 2025.
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Mzm. 103: 13; Yes. 49: 15; Hos. 11: 1- 9; Mat. 23: 37; 2 Kor. 11: 2; 1 Kor.13: 4-8.
AYAT HAFALAN: "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau" (Yesaya 49: 15).
Emosi sering dianggap tidak diinginkan dan harus dihindari. Bagi sebagian orang, emosi pada dasarnya tidak rasional, dan oleh karena itu, pria atau wanita yang baik tidak akan digambarkan sebagai orang yang "emosional."
Dalam beberapa filsafat Yunani kuno, gagasan tentang manusia "rasional", yang (kebanyakan) kebal terhadap nafsu atau yang mengendalikan emosinya melalui nalar yang tidak emosional, dianggap sebagai gagasan ideal.
Emosi yang tidak terkendali bisa menjadi masalah, ya. Namun, Allah menciptakan manusia dengan kemampuan emosi, dan di seluruh Kitab Suci Allah sendiri digambarkan sebagai Allah yang mengalami emosi yang mendalam. Jika Allah dapat mengalami emosi yang dalam, seperti yang selalu digambarkan dalam Kitab Suci, maka emosi pada hakikatnya tidak bisa dianggap buruk atau tidak rasional- karena Allah dalam Kitab Suci sangat baik dan memiliki hikmat yang sempurna.
Faktanya, ada kebenaran indah yang dapat kita peroleh dari kesadaran bahwa kasih Allah bagi kita adalah kasih yang sangat emosional, namun selalu dengan peringatan bahwa meskipun kasih Allah (emosional atau lainnya) itu sempurna, kasih tersebut tidak boleh dianggap identik dengan emosi ketika manusia mengalaminya.
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat