Berita Misi Advent, 5 Juli 2025. 

Denroy, dari Zimbabwe.



Menemukan Kebahagian Sejati

Denroy berusia 10 tahun saat ia meminum minuman alkohol untuk pertama kalinya. Saat itu ia sedang berada di rumah di Bulawayo, Zimbabwe. Pamannya sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-35, dan salah satu teman pamannya menawari Denroy untuk minum vodka.

Anak laki-laki itu berpikir, "Saya belum pernah mencoba ini. Pasti ada alasan mengapa orang meminumnya. Mengapa tidak mencobanya?"

Ia merasa sedikit mabuk setelahnya, dan ia bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika ia minum lebih banyak lagi. Ia membayangkan bahwa orang-orang mungkin menjadi lebih bahagia ketika mereka minum. Ia ingin menjadi bahagia. Jadi, ia memutuskan untuk mencoba mencari tahu apa yang akan terjadi jika ia minum lebih banyak.

Beberapa hari kemudian, Denroy meminta bantuan kepada seorang teman berusia 10 tahun bernama Privilege.

"Bukankah ayahmu menyimpan bir di lemariesmu?" tanyanya kepada Privilege. "Apakah dia akan tahu jika kamu mengambilnya?"

Ayah Privilege tidak menyadarinya, dan kedua anak laki-laki itu mulai mencuri bir dan minum bersama. Denroy merasa lebih bahagia setiap kali mereka minum. Pada musim panas itu, ia mulai minum-minum. Selama tahun ajaran sekolah, Denroy dan Privilege hanya minum sepekan sekali, tetapi selama liburan musim panas mereka minum hampir setiap hari.

Denroy menyembunyikan kebiasaan minumnya dari orang tuanya. Saat ia sedang mabuk, ia tinggal di rumah Privilege dan baru kembali ke rumah saat ia sudah sadar. Ia menghabiskan beberapa malam di rumah Privilege. Dia berangan-angan bahwa dia sangat bahagia. Pada musim panas yang sama, orang tua Denroy memutuskan untuk mengirim putra mereka ke sekolah Masehi Advent Hari Ketujuh. Salah satu sepupu Denroy yang lebih tua bersekolah di sekolah tersebut, dan orang tuanya berpikir bahwa sekolah itu akan menjadi tempat yang baik baginya untuk belajar begitu tahun ajaran dimulai.

Denroy sama sekali tidak menyukai sekolah itu. Para guru dan anak-anak berdoa sebelum pelajaran dan makan. Dia tidak pernah berdoa. Para guru dan anak-anak berdoa pada saat ibadah pagi dan kelas Alkitab. Dia tidak mengerti mengapa semua orang sepertinya berdoa sepanjang waktu. Yang lebih buruk lagi, ia merasa seperti kehilangan kebebasannya. Di sekolah umum, ia dan anak-anak lain diizinkan untuk datang dan pergi sesuka hati. Tetapi sekarang para guru mengawasi semua siswa dengan saksama untuk memastikan bahwa mereka berada di kelas. Denroy tidak senang. Dia ingin minum.

Hari berganti pekan, dan pekan berganti bulan, Denroy terus mendengar tentang Yesus di sekolah. Ia tidak tahu apa-apa tentang Yesus ketika ia tiba di sekolah itu, dan ia kagum bahwa para guru dan anak-anak lain menganggap Yesus sebagai sahabat mereka.

Ia bertanya-tanya, "Siapakah Yesus itu? Bagaimana saya bisa pergi ke surga dan tinggal bersama-Nya?"

Beberapa bulan berlalu. Pada saat ibadah pagi, Denroy mendengar para guru dan anak-anak memuji Yesus, Ia mendengar mereka berbicara tentang bagaimana Yesus memenuhi hidup mereka dengan sukacita. Di dalam Alkitab, ia membaca kata-kata Yesus, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yohanes 10: 10; 14: 6).

Denroy menyadari bahwa hanya Yesus, dan bukan minuman keras, yang memberikan jalan yang benar menuju kebahagiaan.

Hidupnya berubah total. Ia berhenti minum-minum. Ia tidak lagi berteman dengan Privilege. Daripada bergaul dengan teman-teman lama sepulang sekolah, dia menghindari godaan dengan langsung pulang ke rumah dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Di sekolah, rasa kasih sayang kepada para guru tumbuh di dalam hatinya. Ia melihat bagaimana para guru memastikan bahwa ia dan anak-anak lain berada di kelas karena guru-guru tersebut mengasihi mereka dan ingin mereka belajar.

Kebahagiaan memenuhi hatinya dan meluap dalam hidupnya. Ia menyerahkan hatinya kepada Yesus dan dibaptis. Hari ini, Denroy berusia 16 tahun dan menikmati kehidupan barunya di dalam Yesus.

"Saya ingin menemukan kebahagiaan melalui minuman keras," katanya. "Tetapi di sekolah, saya mulai berpikir bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan melalui Kristus."

Ketika ditanya apakah ia benar-benar bahagia, ia tersenyum tipis. "Saya sedang menuju ke sana," katanya.

Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda pada triwulan ini yang akan membantu anak-anak di negara Denroy, Zimbabwe, untuk belajar tentang Yesus. Sebagian dari persembahan ini akan digunakan untuk memberikan Alkitab Petualang kepada anak-anak yang membutuhkan. Persembahan ini juga akan digunakan untuk membuat serangkaian video pendek tentang buah Roh. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati pada tanggal 27 September.




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp