Berita Misi Advent, 23 Agustus 2025. 

Kazuvakua, dari Namibia.



Keinginan untuk Mengenal Allah

Jauh di gurun Namibia, hiduplah satu suku yang sepertinya mereka telah hidup selama ratusan tahun. Suku Himba hidup secara semi-nomaden, berkelana dengan kawanan ternak dan kambing dari satu sumur bor ke sumur bor lainnya untuk memastikan bahwa mereka memiliki air yang cukup selama bulan-bulan musim kemarau yang panjang dan panas. Selama musim hujan yang singkat, keluarga-keluarga kembali ke pemukiman mereka yang terdiri dari tiga atau empat gubuk, yang disebut pondok, untuk menanam jagung sehingga mereka dapat bertahan hidup sepanjang tahun.

Kazuvakua adalah seorang ibu dari suku Himba berusia 24 tahun yang memiliki tiga orang anak. Ia belajar tentang Tuhan melalui sebuah inisiatif penginjilan yang dimulai dari Persembahan Sabat Ketiga Belas pada tahun 1993. Berikut ini adalah kisahnya.

Kazuvakua sangat antusias ketika seorang pria asing muncul di rumahnya di gurun Namibia. Ia belum pernah melihat orang itu sebelumnya, dan orang itu mengajaknya pergi ke tempat yang belum pernah ia kunjungi. Pria itu mengajaknya ke gereja.

Kazuvakua dengan senang hati menerima undangan itu.

Pada hari Sabat, ia pergi ke tempat ibadah di bawah sebuah pohon yang terletak sekitar 15 menit dengan berjalan kaki dari tempat tinggalnya.

Para perempuan dan anak-anak dari pondok-pondok lain juga datang ke pohon itu. Kira-kira ada 15 pondok yang berada dalam jarak yang sama dari pohon itu.

Pengalaman di gereja merupakan hal yang tidak biasa bagi Kazuvakua. Pendeta mengajarkan lagu-lagu dan berkhotbah. Lagu-lagu itu baru dan sulit bagi Kazuvakua untuk mempelajarinya. Ia belum pernah mendengar tentang Allah yang mereka nyanyikan. Tetapi ia menyukai lagu-lagu itu. Ia menyukai makna dari lagu-lagu itu. Lagu-lagu itu berbicara tentang Allah yang menyediakan semua kebutuhan manusia.

Khotbahnya adalah tentang pertobatan. Ketika pendeta itu selesai, Kazuvakua mengerti bahwa ia harus bertobat agar diselamatkan oleh Allah.

Dia datang kembali ke pohon itu setiap hari Sabat ketika pendeta itu datang. Kemudian pendeta tersebut dipindahkan ke bagian lain di Namibia, dan seorang pekerja Alkitab mulai datang dua kali sebulan untuk berbicara di bawah pohon itu. Kazuvakua selalu datang setiap kali ia berbicara. Ketika pekerja Alkitab itu memberikan pendalaman rohani selama seminggu, ia pergi ke pohon itu setiap hari untuk mendengarkan. Ia juga datang setiap malam ketika pekerja Alkitab itu mengadakan pertemuan penginjilan (KKR) selama dua pekan. Pekerja Alkitab membawa sebuah proyektor dan genset lalu memasangnya di sebuah tenda yang tidak jauh dari pohon itu. Ketika ia berbicara tentang hidup bersama Tuhan untuk kekekalan, Kazuvakua menikmati pemandangan gambar-gambar yang berwarna-warni di layar.

Tetapi Kazuvakua melewatkan baptisan tiga orang yang memberikan hati mereka kepada Tuhan di akhir pertemuan. Pekerja Alkitab menyiapkan sebuah mobil bak terbuka untuk membawa ketiga calon baptisan dan teman-temannya ke kota terdekat yang memiliki gedung gereja Advent. Tanpa mobil jemputan itu, perjalanan akan memakan waktu tujuh jam sekali jalan. Tetapi Kazuvakua tidak ikut karena ia harus merawat sapi-sapi keluarganya di ladang. Itu sudah menjadi kewajibannya. Jika ia meninggalkan sapi-sapi itu, ia akan membuat keluarganya malu.

Tetapi Kazuvakua ingin dibaptis suatu hari nanti. Ia merasa sudah siap. Ia mengasihi Allah dengan segenap hatinya.

"Saya mengasihi Allah sebagai Juruselamat dan Pemelihara," katanya. "Allah dapat menyediakan segala sesuatu yang saya minta."

Ia berdoa ketika mau tidur, dan berdoa ketika ia bangun tidur. Doa-doanya singkat. Dia hanya berkata, "Tuhan, tolonglah saya."

Lebih dari segalanya, ia ingin mengenal Tuhan dengan lebih baik. Tidak seperti kebanyakan orang Himba, ia telah belajar membaca. Namun, ia tidak memiliki Alkitab. Ada banyak sekali Alkitab dalam bahasanya.

"Saya ingin memiliki Alkitab," katanya. "Saya ingin mengenal Tuhan lebih baik."

Berdoalah untuk pekerjaan gereja dengan orang-orang Himba di Namibia. Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas tahun 1993 memulai sebuah program penjangkauan untuk orang-orang Himba yang mengarah pada ibadah Sabat yang diadakan di dekat pondok Kazuvakua. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati pada tanggal 27 September untuk proyek-proyek Sabat Ketiga Belas yang akan membantu menyebarkan Injil lebih jauh di Namibia dan negara-negara lain di Divisi Afrika Selatan-Samudra Hindia.




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp