Berita Misi Advent, 14 Juni 2025.
Jerry, dari Indonesia.
Sebagai seorang anak laki-laki, Jerry melakukan perjalanan dengan ayahnya dari satu kota ke kota lain untuk mengunjungi anggota jemaat di Pulau Papua, Indonesia. Ayahnya, adalah seorang pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan sesekali akan singgah di luar kota yang tidak memiliki gereja Advent.
Jerry teringat akan kebiasaan ayahnya yang selalu berdoa bagi kota-kota yang tidak memiliki gereja, dan dia meminta pengemudi perahu untuk memperlambat laju perahunya. Dia ingin berdoa untuk Kota Yoboi.
"Ya Tuhan," demikianlah doa sang ayah. "Berkatilah kota ini agar memiliki sebuah gereja Advent suatu hari nanti."
Jerry melihat Tuhan menjawab doa tersebut. Di sebuah kota, satu gereja didirikan lima tahun setelah ayahnya berdoa. Di kota lain, sebuah gereja dibuka 20 tahun kemudian.
Jerry mengikuti jejak ayahnya dan menjadi seorang pendeta di Papua. Ketika dia mengunjungi anggota jemaat di sekitar Danau Sentani pada suatu kesempatan, dia terinspirasi untuk mengunjungi sejumlah gereja yang telah didirikan di kota-kota yang telah didoakan oleh ayahnya beberapa tahun sebelumnya.
Tetapi kemudian dia melihat sebuah kota di Danau Sentani tanpa gereja Advent dan bahkan tanpa umat Advent. Perahu kecilnya melewati Kota Yoboi saat dia berlayar ke kota lain bersama anggota jemaat.
Sambil menundukkan kepalanya, dia berkata, "Ya Tuhan, berkatilah kota ini dengan memberikan sebuah gereja Advent suatu hari nanti."
Apa yang terjadi selanjutnya, dia baru mengetahui setelahnya.
Seorang penduduk terkemuka di kota itu melakukan perjalanan ke Israel untuk melakukan tur ke Tanah Suci dua bulan setelah doa Jerry. Pria itu, yang bernama Thonce, melihat ke luar jendela hotelnya di Yerusalem saat matahari terbenam dan melihat aktivitas yang tidak biasa di jalan. Sebuah sirene berbunyi, dan bus-bus melaju ke stasiun mereka. Kemudian semuanya menjadi hening.
Thonce melihat jam tangannya dan melihat bahwa saat itu adalah Jumat malam. Dia menyadari bahwa orang-orang Yahudi menghentikan pekerjaan mereka untuk beribadah pada hari Sabat.
Kemudian dia teringat bahwa dia bekerja dengan beberapa orang Advent di Papua yang juga menghentikan pekerjaan mereka dari hari Jumat sampai Sabtu untuk memelihara hari Sabat. Dia berpikir, "Gereja Advent beribadah pada hari yang sama dengan umat Israel. Mengapa gereja saya tidak melakukannya juga? Gereja saya mengaku menyembah Allah Israel." Dia bertekad untuk mencari jawabannya ketika dia kembali ke rumah.
Kembali ke Papua, dia mengunjungi sebuah gereja Advent di kota tetangga dan mengetahui bahwa gereja tersebut mengadakan pertemuan penginjilan. Pendeta gereja tersebut, Jerry, mengundang Thonce untuk hadir.
Pada pertemuan tersebut, Thonce menemukan jawaban alkitabiah untuk semua pertanyaan tentang hari Sabat. Dia memutuskan untuk memelihara hari Sabat, dan dia bersama istrinya menjadi anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Tidak lama setelah pembaptisan mereka, Jerry mengunjungi rumah mereka di Yoboi dan membantu mengorganisasi sebuah gereja rumah. Itu adalah jawaban atas doanya dan kelanjutan dari warisan ayahnya.
"Saya sangat bersyukur atas warisan yang ditinggalkan ayah saya," kata Jerry Jacobs, yang kini menjadi pendeta di gereja Advent di Universitas Klabat. "Mari kita terus berdoa agar sebuah gedung gereja dapat dibangun di kota ini suatu hari nanti."
Berdoalah untuk Kota Yoboi di Papua, Indonesia. Mari berdoa agar pekabaran Injil dapat menjangkau lebih banyak tempat di pulau itu dan lebih banyak gereja dibangun di sana. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu penyebaran Injil di Papua melalui pembangunan ruang kelas, gedung administrasi, perpustakaan, dan auditorium di Sekolah Tinggi Teologi Advent Papua. Sekolah tinggi ini pindah ke lokasi saat ini di Nabire setelah kampus lamanya di bagian lain Papua hancur akibat banjir pada tahun 2019. Saat ini, para mahasiswa belajar di ruang kelas yang dipinjamkan dari perguruan tinggi Advent. Terima kasih telah merencanakan Persembahan Sabat Ketiga Belas yang murah hati untuk mendukung pelatihan para pendeta dan pekerja Alkitab di kampus tersebut.