Triwulan 4 Pelajaran 7, 2025.
Apa motivasi Yosua membangun mazbah bagi Tuhan? Bacalah Yos. 8: 30, 31; bandingkan dengan Ul. 11: 26-30; Ul. 27: 2-10.
Pada zaman para bapa leluhur, mazbah menandai jalur ziarah mereka dan menjadi representasi nyata dari klaim mereka atas negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan. Kini, dengan mendirikan mazbah, bangsa Israel menjadi saksi atas pemenuhan janji yang diberikan kepada nenek moyang mereka. Dalam hal ini, pendirian mazbah merupakan penggenapan langsung dari instruksi yang diberikan oleh Musa (Ul. 11: 26-30, Ul. 27: 2-10).
Yosua 8: 30-35 memainkan peran penting dalam membentuk keseluruhan pesan teologis kitab ini. Dengan menghubungkan salah satu kisah yang paling mengerikan dan penuh kekerasan (perang) dengan sesuatu yang sama sekali berbeda sebuah adegan peneguhan perjanjian (penyembahan)-Yosua membawa kita kembali kepada salah satu tema teologis terpenting yang diluncurkan dalam kitab ini di awal: Yosua memiliki mandat untuk memimpin Israel ke dalam kehidupan yang taat kepada perjanjian (Yos. 1: 7). Ini juga merupakan gambaran Yosua di akhir kitab ini (Yos. 24).
Terlepas dari pentingnya peperangan dan penaklukan, ada hal yang lebih penting lagi: kesetiaan kepada tuntutan hukum Allah. Penaklukan hanyalah satu langkah dalam penggenapan rencana Allah bagi Israel dan pemulihan seluruh umat manusia. Kesetiaan pada ajaran Taurat merupakan pertanyaan utama dalam kepastian keselamatan umat manusia. Yosua menulis salinan Taurat di atas batu-batu besar yang dicat putih, berbeda dengan batu-batu mazbah (bandingkan dengan Ul. 27: 2–8). Dengan demikian, batu-batu tersebut, yang mungkin berisi Sepuluh Perintah Allah, membentuk sebuah monumen terpisah di sekitar mazbah, yang secara konstan mengingatkan orang Israel akan hak-hak istimewa dan kewajiban yang tersirat dalam perjanjian tersebut.
Yosua menjadi lambang bagi Yehosua (Yesus) dalam Perjanjian Baru, yang misinya, antara lain, adalah untuk membawa manusia kembali kepada ketaatan kepada Allah. Untuk mencapai tujuan ini, Dia harus menghadapi konflik dengan kuasa-kuasa jahat. Tujuan utama-Nya adalah untuk memenuhi persyaratan perjanjian atas nama kita: "Sebab semua janji Allah di dalam Dia adalah Ya, dan di dalam Dia adalah Amin, bagi kemuliaan Allah melalui kami" (2 Kor. 1: 20 NKJV).
Apa sajakah praktik rohani yang dapat kita lakukan sekarang yang dapat memiliki fungsi yang sama seperti membangun altar pada zaman dahulu?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat