Triwulan 4 Pelajaran 5, 2025. 


Download Powerpoint




Rabu, 29 Oktober 2025.

Pilihan Bebas


Bacalah Ulangan 20: 10, 15-18; Ulangan 13: 12-18; dan Yosua 10: 40. Bagaimanakah hukum peperangan dan prosedur melawan kota penyembah berhala di Israel, yang dinyatakan dalam Ulangan, membantu kita memahami batasan-batasan kehancuran total dalam perang yang dilakukan bangsa Israel?

Teks Ibrani menggunakan istilah unik untuk menggambarkan kehancuran manusia dalam perang: cherem. Istilah ini mengacu pada apa yang "dilarang," "terkutuk," atau "didedikasikan untuk dimusnahkan." Sering kali, istilah ini menunjuk pada penempatan manusia, hewan, atau benda mati secara lengkap dan tidak dapat ditarik kembali dalam wilayah eksklusif Tuhan, yang dalam peperangan, dalam banyak kasus, melibatkan pemusnahan mereka. Konsep dan praktik cherem sebagai pemusnahan total suatu bangsa dalam perang perlu dipahami dalam terang konflik Yahwe dengan kekuatan-kekuatan kosmik yang jahat, di mana karakter dan reputasi-Nya dipertaruhkan.

Sekali lagi, sejak munculnya dosa di dunia, tidak ada lagi netralitas: seseorang berada di pihak Allah atau melawan Dia. Satu sisi menuju kehidupan, kehidupan kekal, dan sisi lainnya menuju pada kematian, kematian kekal.

Praktik penghancuran total menggambarkan penghakiman Allah yang adil terhadap dosa dan kejahatan. Allah secara unik mendelegasikan pelaksanaan sebagian dari penghakiman-Nya kepada bangsa pilihan-Nya, Israel purba. Pelaksanaan pemusnahan berada di bawah kendali teokratis-Nya yang ketat, terbatas pada periode sejarah tertentu, penaklukan, dan pada wilayah geografis yang telah ditandai dengan tepat, Kanaan purba. Seperti yang kita lihat dalam pelajaran kemarin, mereka yang digolongkan untuk dihancurkan telah secara konsisten memberontak terhadap tujuan-tujuan Allah dan menentangnya, dan tidak pernah bertobat. Oleh karena itu, keputusan Allah untuk memusnahkan mereka bukanlah keputusan yang sewenang-wenang atau bersifat nasionalistis.

Selain itu, orang Israel akan mendapatkan perlakuan yang sama jika mereka memutuskan untuk mengadopsi gaya hidup yang sama dengan orang Kanaan (bandingkan dengan Ulangan 13). Sekalipun tampaknya kelompok-kelompok yang berada di kedua sisi perang Ilahi telah ditentukan sebelumnya (orang Israel akan mewarisi tanah itu dan orang Kanaan akan dihancurkan), ada kemungkinan untuk berpindah dari satu sisi ke sisi yang lain, seperti yang akan kita lihat dalam kasus-kasus Rahab, Akhan, dan Gibeon.

Orang-orang tidak secara sewenang-wenang diberi perlindungan atau ditempatkan untuk dihancurkan. Mereka yang mendapat manfaat dari hubungan dengan Yahwe dapat kehilangan status istimewa mereka melalui pemberontakan, dan mereka yang akan dihancurkan pun boleh jadi akan tunduk pada otoritas Yahwe dan hidup.

Apakah implikasi rohani dari pembangkangan bangsa Kanaan terhadap Allah bagi konteks kita saat ini? Artinya, konsekuensi apakah dari pilihan bebas kita memengaruhi kita secara pribadi?



Pergi Ke Pelajaran:

Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat


Penuntun Guru

Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp