Triwulan 4 Pelajaran 5, 2025.
Bacalah Kejadian 15: 16, Imamat 18: 24–30, Ulangan 18: 9–14, dan Ezra 9: 11. Apakah yang dikatakan oleh nas-nas ini kepada kita tentang rencana Allah yang lebih besar dalam memberikan Tanah Kanaan kepada bangsa Israel?
Kita perlu melihat lebih jauh dari kitab Yosua untuk memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dengan kejahatan bangsa-bangsa yang mendiami Kanaan. Praktik-praktik menjijikkan bangsa-bangsa ini dalam hal pengorbanan anak, ramalan, sihir, tenung, nujum, dan spiritisme memberikan petunjuk kepada kita (Ul. 18: 9-12).
Penemuan teks-teks Ugarit kuno (dari Ras Shamra) memberikan lebih banyak wawasan tentang agama dan masyarakat Kanaan, dan teks-teks tersebut menunjukkan bahwa kecaman terhadap budaya ini tidak hanya dapat dimengerti, namun―menurut standar moral Perjanjian Lama-juga dapat dibenarkan.
Agama Kanaan didasarkan pada kepercayaan bahwa fenomena alam, yang menjamin kesuburan, dikendalikan oleh hubungan seksual antara para dewa dan dewi. Oleh karena itu, mereka membayangkan aktivitas seksual para dewa dalam hal perilaku seksual mereka sendiri dan terlibat dalam praktik seksual ritual untuk menghasut para dewa dan dewi untuk melakukan hal yang sama. Konsep ini menghasilkan institusi prostitusi "suci", yang melibatkan pelacur bakti pria dan wanita yang terlibat dalam ritual seksual, sekali lagi sebagai bagian dari praktik keagamaan mereka sendiri!
Sebuah bangsa tidak dapat bangkit dengan moral yang lebih tinggi dari dewa-dewi yang disembah oleh rakyatnya. Sebagai hasil dari pemahaman seperti itu tentang dewa-dewi mereka, tidak heran jika praktik-praktik keagamaan orang Kanaan mencakup pengorbanan anak, yang secara khusus ditentang dalam Alkitab.
Bukti arkeologis menegaskan bahwa penduduk Kanaan secara teratur mengorbankan anak-anak sulung mereka kepada para dewa, yang sebenarnya adalah Satan, yang mereka sembah. Kerangka-kerangka kecil yang ditemukan dihancurkan ke dalam guci-guci besar dengan prasasti nazar menjadi bukti betapa merosotnya agama mereka dan apa artinya bagi banyak anak-anak mereka.
Jadi, pemusnahan bangsa Kanaan bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, sesuatu yang muncul setelah keputusan Allah untuk memberikan Tanah Kanaan kepada bangsa Israel. Penduduk Kanaan diberikan masa percobaan, sebuah masa belas kasihan tambahan di mana mereka memiliki kesempatan untuk menemukan Tuhan dan karakter-Nya melalui kesaksian para bapa leluhur yang hidup di antara mereka. Mereka memiliki kesempatan itu, tetapi ternyata mereka menyia-nyiakannya, dan terus melakukan perbuatan-perbuatan mereka yang mengerikan sampai akhirnya Tuhan menghentikan mereka.
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat