Triwulan 3 Pelajaran 8, 2025.
Bacalah tulisan Ellen G. White, "Hukum Diberikan kepada Israel," hlm. 354 369, dan "Perlawanan Setan terhadap Hukum," dalam Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 331-342.
"Allah bermaksud untuk menjadikan peristiwa di mana la akan mengucapkan hukum-Nya itu sebagai satu pemandangan yang hebat dan mengagumkan, sesuai dengan sifat-Nya yang agung itu. Bangsa itu harus diberi kesan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan kepada Allah harus diperlakukan dengan sikap hormat yang paling dalam"-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 355.
Prinsip penghormatan ini masih berlaku hingga saat ini. Prinsip ini muncul dari pemahaman akan kebesaran, transendensi, dan keagungan Allah. Melihat kemuliaan Tuhan menciptakan rasa syukur di dalam hati kita dan merendahkan kesombongan kita. Semakin dekat kita melihat kekudusan Tuhan, semakin banyak ketidaksempurnaan yang akan kita lihat dalam hidup kita, membuat kita semakin haus akan Hadirat-Nya yang mengubahkan dan ingin menjadi semakin serupa dengan-Nya. Dan juga, dengan mengetahui betapa berbedanya kita dengan Dia dan dengan hukum-Nya yang kudus, membuat kita sepenuhnya bergantung pada kematian Kristus yang menggantikan kita.
Pada saat yang sama, Yesus menjelaskan bahwa, jika kita dengan rendah hati menerima Allah sebagai Tuhan dan Raja kita, perintah-perintah-Nya tidaklah sulit untuk ditaati (Mat. 11: 28-30). Kristus menyatakan dengan jelas bahwa hukum Ilahi memiliki keabsahan yang permanen (Mat. 5: 17-20). Ketika kita menaati hukum-hukum Allah karena kasih dan rasa syukur kepada-Nya karena keselamatan yang telah Dia anugerahkan secara cuma-cuma kepada kita, kita dapat mengalami kepenuhan hubungan yang menyelamatkan dengan-Nya. Sambil menikmati manfaat besar dari menaati hukum tersebut (bagaimanapun juga, lihatlah rasa sakit dan penderitaan yang ditimbulkan oleh pelanggaran hukum), kita juga dapat menikmati kepastian bahwa keselamatan kita ada di dalam Yesus, bukan di dalam ketaatan kita terhadap hukum.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Persiapan untuk menerima hukum Allah membantu umat untuk memahami rasa hormat yang mereka butuhkan. Hari ini, di dalam gereja dan kehidupan bergereja kita, di manakah ada rasa hormat dan kekaguman yang sama di hadapan Allah? Ataukah kita secara perlahan-lahan dan entah bagaimana telah kehilangan rasa itu?
2. Renungkanlah lebih banyak lagi rumusan perjanjian ini: "Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku." Apakah artinya ini bagi kita saat ini, dan bagaimanakah seharusnya hal ini diungkapkan baik secara individu maupun sebagai umat bersama?
3. Apakah yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan, Dia memampukan kita untuk melakukannya. Ellen G. White menyatakan bahwa "Segala perintah-Nya adalah mungkin untuk dilaksanakan"-Membina Kehidupan Abadi, hlm. 254. Bagaimanakah cara mewujudkan janji ini, dabar ini, ke dalam tindakan?
4. Bagaimanakah kita menanggapi pendapat umum yang sering kita dengar, bahwa setelah salib, hukum Taurat telah ditiadakan? Dalam banyak kasus, apakah yang sebenarnya mereka katakan telah ditiadakan?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat