Triwulan 3 Pelajaran 8, 2025.
Bacalah Keluaran 19: 9–25. Bagaimanakah Allah mempersiapkan bangsa Israel untuk menerima Sepuluh Perintah Allah?
Tuhan memberikan instruksi khusus tentang apa yang harus dilakukan oleh bangsa Israel sebagai persiapan untuk menerima Sepuluh Perintah di Sinai. Kesucian lahiriah mereka harus mencerminkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Mereka harus siap untuk perwujudan kemuliaan Tuhan yang akan segera datang. Dan ketika hal itu terjadi, itu disertai dengan “ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan itu" (Kel. 19: 16).
Dekalog (Sepuluh Perintah Allah) adalah inti dari wahyu Allah dan etika Alkitab. Dekalog membentuk inti dan fondasi dari standar-standar Ilahi bagi seluruh umat manusia; prinsip-prinsipnya bersifat kekal dan universal.
Menurut catatan Alkitab, Dekalog disampaikan oleh Tuhan (Kel. 19: 19; Kel. 20: 1; Ul. 5: 4, 5, 24), dan ditulis oleh-Nya (Kel. 24: 12; Kel. 31: 18; UI. 5: 22). Dua kali diberikan kepada Musa sebagai hadiah khusus (Kel. 32: 19; Kel. 34; 1; Ul. 10: 1, 2). Dalam kitab Keluaran, Dekalog disebut “Kesaksian" (bahasa Ibrani: ‘edut, Kel. 31: 18); atau disebut juga "perkataan-perkataan perjanjian" (bahasa Ibrani: dibre habberit; Kel. 34: 28). Dalam kitab Ulangan, perintah-perintah tersebut ditulis pada "loh-loh perjanjian" (Ul. 9: 9, 11, 15). Tak satu pun kitab dalam bahasa Ibrani yang menggunakan istilah “Sepuluh Perintah Allah" (bahasa Ibrani: mitzwot, "perintah-perintah"). Sebaliknya, tiga kali mereka menyebutnya “Sepuluh Firman." Bahasa Ibraninya adalah ‘aseret haddebarim, dari dabar, yang berarti “kata, kalimat, hal, benda, ucapan, cerita, janji, perkataan." (Lihat Kel. 34: 28; Ul. 4: 13; Ul. 10: 4.)
Ada dua versi Dekalog dengan perbedaan yang sangat kecil; versi pertama dicatat dalam Keluaran 20: 1-17 dan versi kedua dalam Ulangan 21: 3-21. Versi kedua, yang disampaikan secara lisan oleh Musa kepada bangsa Israel, terjadi hampir empat puluh tahun setelah peristiwa Sinai, tepat sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian (Ul. 1: 3, 4; Ul. 4: 44-47). Keadaan ini menjelaskan sedikit perbedaan di antara keduanya.
Ketika Paulus merangkum hukum sebagai kasih, dia mengutip dari Sepuluh Hukum (Rm. 13: 8-10). Kasih memang merupakan ringkasan dari hukum Allah karena Dia adalah Allah yang penuh kasih (1 Yoh. 4: 16).
Bagaimanakah Anda memahami konsep Sepuluh Perintah Allah sebagai ungkapan kasih Allah? Apakah maksudnya? Bagaimanakah kasih Allah dinyatakan di dalamnya?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat