Triwulan 3 Pelajaran 2, 2025. 


Download Powerpoint




Minggu, 6 Juli 2025.

Semak Yang Terbakar


Setelah Musa melarikan diri ke Midian, ia memiliki kehidupan yang relatif mudah. Dia menikah, memiliki dua anak laki-laki, Gerson dan Eliezer (Kel. 18: 3, 4), dan menjadi bagian dari keluarga besar Yitro, mertuanya yang juga seorang imam di Midian. Dia menghabiskan 40 tahun dengan santai sebagai gembala, seperti Daud (2 Sam. 7: 8), menikmati kehadiran Tuhan, terutama yang dinyatakan dalam alam.

Namun, kali ini bukan hanya sekadar mencium bau bunga (atau mungkin, dalam kasus ini, kaktus gurun?). Tahun-tahun perjalanan bersama Tuhan telah mengubahnya dan mempersiapkannya untuk menjadi seorang pemimpin. Tuhan juga memakai Musa di padang gurun yang sunyi ini untuk menulis, di bawah ilham Ilahi, dua dari kitab-kitab tertua dalam Alkitab: Ayub dan Kejadian (lihat Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 293; Francis D. Nichol, et al., eds., The SDA Bible Commentary, vol. 3, hlm. 1.140). Musa juga menerima dari Allah wawasan-wawasan yang sangat penting tentang Pertentangan Besar, Penciptaan, Kejatuhan, Air Bah, para bapa leluhur, dan yang terpenting, rencana keselamatan. Dengan demikian, Musa berperan penting dalam menyampaikan kepada seluruh umat manusia pengetahuan yang benar tentang Allah yang hidup, Pencipta dan Pemelihara kita, dan pengetahuan tentang apa yang Allah lakukan sehubungan dengan dosa yang telah mendatangkan malapetaka di planet ini. Alkitab dan sejarah keselamatan tidak akan masuk akal jika tidak ada dasar yang sangat penting yang diberikan oleh Musa di bawah ilham, khususnya dalam kitab Kejadian.

Bacalah Keluaran 3: 1-6. Betapa pentingnya hal ini, bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa sebagai “Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub"?

Musa melihat bahwa semak yang terbakar itu tidak dilalap oleh api, dan dengan demikian ia tahu bahwa ia sedang melihat sebuah mukjizat, dan bahwa sesuatu yang dramatis dan penting pasti sedang terjadi di depannya. Ketika ia mendekat, Tuhan menyuruhnya untuk melepaskan sepatunya sebagai tanda penghormatan yang mendalam karena kehadiran Tuhan membuat tempat itu menjadi kudus.

Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa sebagai "Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" (Kel. 3: 6). Tuhan telah berjanji kepada para bapa leluhur ini bahwa keturunan mereka akan mewarisi Kanaan, sebuah janji yang tentu saja sudah diketahui oleh Musa. Jadi, bahkan sebelum mengatakannya, Tuhan telah membuka jalan bagi Musa untuk mengetahui apa yang akan terjadi dan peran penting apa yang harus ia mainkan.

Musa membutuhkan waktu 80 tahun sebelum Tuhan menganggapnya siap untuk melakukan tugasnya. Apakah yang mungkin diajarkan kebenaran ini kepada kita tentang kesabaran?



Pergi Ke Pelajaran:

Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat


Penuntun Guru

Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp