PAULUS DAN JEMAAT EFESUS.

Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Kis. 18: 18- 21; Kis. 19: 13- 20: 1; Kis. 20: 17- 38; Ef. 1: 1, 2; Ef. 6: 21- 24; Ef. 3: 13; Ef. 1: 9, 10.

AYAT HAFALAN: "Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (Efesus 1: 9, 10).

Pada saat kita menulis sesuatu, seringkali kita memiliki tujuan yang akan kita tulis adalah untuk hal yang penting. Sebagai contoh Abraham Lincoln menulis pidatonya yang terkenal di Gettysburg tahun 1863, setelah kehancuran yang mengerikan dalam perang saudara di Amerika Serikat yang menewaskan sekitar 7.000 tentara. Dalam pidatonya itu, yang ditujukan kepada bapa-bapa pendiri negara Amerika Serikat, Lincoln menyatakan keyakinannya bahwa Perang Saudara saat itu merupakan ujian terbesar apakah negara yang lahir tahun 1776 akan bertahan atau akan "musnah dari bumi".

Paulus memiliki tujuan besar yang memotivasi suratnya. Sebagian karena dia sedang di dalam penjara (Ef. 3: 13; Ef. 6: 20), dan sebagian karena pencobaan dan penganiayaan yang sedang berlangsung, Jemaat Efesus tergoda untuk berkecil hati. Paulus mengingatkan mereka terbadap apa yang terjadi pada saat mereka bertobat, saat menerima Kristus sebagai Juruselamat dan menjadi bagian dari gereja. Mereka menjadi tubuh Kristus (Ef. 1: 19- 23; Ef. 4: 1- 16), menjadi bahan-bahan dalam membangun sebuah Bait Suci (Ef. 2: 19- 22), pengantin Kristus (Ef. 5: 21- 33), dan prajurit yang diperlengkapi dengan baik (Ef. 6: 10- 20). Mereka memegang peranan penting dalam memenuhi rencana besar Allah, untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus (Ef. 1: 9, 10). Paulus menulis untuk membangunkan umat percaya di Efesus kepada identitas mereka yang sepenuhnya dan kesempatan-kesempatan istimewa yang mereka miliki sebagai pengikut Kristus.