Triwulan 1 Pelajaran 4, 2025.
Dalam Perjanjian Baru, gambaran yang sama seperti dalam Perjanjian Lama digunakan untuk menggambarkan kasih sayang Allah. Paulus menyebut Bapa sebagai "Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan" (2 Kor. 1: 3). Lebih lanjut, Paulus menjelaskan dalam Efesus 2: 4 bahwa Allah "kaya dengan rahmat" dan menebus manusia "karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita."
Dalam berbagai perumpamaan, Kristus sendiri berulang kali menggunakan istitah emosi yang mendalam dan menyayat hati untuk menggambarkan kasih sayang Bapa (Mat. 18: 27; Luk. 10: 33; Luk. 15: 20). Dan bahasa yang sama yang menggambarkan kasih sayang Ilahi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru juga digunakan dalam Injil untuk menggambarkan respons penuh kasih dari Yesus terhadap mereka yang berada dalam kesusahan.
Bacalah Matius 9: 36, Matius 14: 14, Markus 1: 41, Markus 6: 34, dan Lukas 7: 13. Lihat juga Matius 23: 37. Bagaimanakah ayat-ayat ini menjelaskan betapa Kristus tergerak oleh penderitaan manusia?
Berulang kali dalam Injil, Kristus dikatakan tergerak oleh betas kasihan terhadap orang-orang dalam kesusahan atau yang butuh bantuan. Dan Dia tidak hanya merasa kasihan, Dia juga memenuhi kebutuhan manusia.
Dan ya, Yesus juga meratapi umat-Nya. Kita mungkin membayangkan air mata di mata Kristus ketika Dia memandang ke kota-- "Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau" (Mat. 23: 37). Di sini, kita melihat bahwa ratapan Kristus sangat mirip dengan ratapan Allah di seluruh Perjanjian Lama. Faktanya, banyak ahli Kitab Suci mencatat bahwa gambaran seekor burung yang sedang menjaga anak-anaknya di Timur Dekat kuno adalah gambaran yang hanya digunakan untuk keilahian. Di sini, banyak orang melihat gambaran dalam Ulangan 32: 11, tentang Allah seperti seekor burung yang melayang-layang, melindungi, dan memelihara anak-anaknya.
Tidak ada contoh yang lebih hebat mengenai kasih sayang Allah yang besar kepada kita selain Yesus sendiri-yang memberikan diri-Nya bagi kita dalam pertunjukkan kasih yang terbesar. Namun, Kristus bukan hanya gambaran Allah yang sempurna. Dia juga merupakan teladan kemanusiaan yang sempurna. Bagaimanakah agar kehidupan kita meneladani kehidupan Kristus, memusatkan perhatian pada kebutuhan orang lain, dan dengan demikian, tidak sekadar mengkhotbahkan kasih Allah namun menunjukkannya dengan cara yang nyata?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat