Triwulan 1 Pelajaran 4, 2025. 


Download Powerpoint




Senin, 20 Januari 2025.

Kasih yang Menyayat Hati.


Kedalaman kasih sayang Allah yang tak terhitung bagi umat manusia ditunjukkan dalam kitab Hosea. Allah telah memerintahkan Nabi Hosea, "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN" (Hos. 1: 2). Hosea 11 kemudian menggambarkan hubungan Allah dengan umat-Nya, namun dengan metafora seorang ayah yang penuh kasih kepada anaknya.

Bacalah Hosea 11: 1-9. Bagaimanakah gambaran dalam ayat-ayat ini menghidupkan cara Allah mengasihi dan peduli terhadap umat-Nya?

Kasih Allah terhadap umat-Nya diumpamakan dengan kasih sayang yang lembut dari orangtua terhadap seorang anak. Kitab Suci menggunakan gambaran mengajari seorang anak kecil berjalan; menggendong anak tercinta; menyembuhkan dan memberi rezeki; dan sebaliknya dengan lembut memedulikan umat-Nya. Kitab Suci juga menyatakan bahwa Allah "mendukung" umat-Nya persis "seperti seseorang mendukung anaknya" (Ul. 1: 31). Dalam "kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala." (Yes. 63: 9).

Berbeda dengan kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan, umat-Nya berulang kali tidak setia, yang pada akhirnya menjauhi Allah dan mendatangkan hukurnan atas diri mereka sendiri serta sangat mendukakan Dia. Allah itu penyayang, namun tidak pernah mengesampingkan keadilan (seperti yang akan kita lihat dalam pelajaran selanjutnya, kasih dan keadilan berjalan beriringan).

Pernahkah Anda rnerasa sangat kesal karena sesuatu hingga perut Anda mual? Ini adalah jenis gambaran yang digunakan untuk menggambarkan kedalaman emosi Allah terhadap umat-Nya. Gambaran tentang hati yang berbalik dan kasih sayang yang menyala-nyala adalah bahasa idiomatis dari emosi yang mendalam, yang digunakan baik untuk Allah maupun manusia.

Gambaran tentang kasih sayang yang menyala-nyala (kamar), digunakan dalam kasus dua wanita yang datang menghadap Salomo, masing-masing mengklaim bayi yang sama sebagai miliknya. Ketika Salomo memerintahkan bayi itu dipotong menjadi dua (tanpa maksud untuk menyakiti anak tersebut), gambaran ini menggambarkan reaksi emosional ibu kandung (1 Raj. 3: 26; bandingkan dengan Kej. 43: 30).

Siapa pun yang pernah menjadi orangtua pasti tahu apa yang dibicarakan dalam pelajaran ini. Tidak ada kasih duniawi lain yang sebanding. Bagaimanakah hal ini membantu kita memahami realitas kasih Allah bagi kita, dan penghiburan apakah yang dapat, dan seharusnya, kita peroleh dari pemahaman ini?



Pergi Ke Pelajaran:

Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat


Penuntun Guru

Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp