Triwulan 1 Pelajaran 4, 2025.
Mungkin kasih terbesar yang umum dialami manusia adalah kasih orangtua terhadap anak. Kitab Suci sering kali menggunakan gambaran hubungan orangtua-anak untuk menggambarkan kasih sayang Allah yang luar biasa terhadap manusia, menekankan bahwa kasih sayang Allah jauh lebih besar daripada ekspresi emosi manusia yang terdalam dan terindah sekalipun.
Bacalah Mazmur 103: 13, Yesaya 49: 15, dan Yeremia 31: 20. Apakah yang dinyatakan oleh gambaran ini tentang sifat dan kedalaman kasih sayang Allah?
Menurut ayat-ayat ini, Allah memperlakukan kita sebagai anak-anak-Nya yang terkasih, mengasihi kita seperti ayah dan ibu yang baik menyayangi anak-anaknya. Namun, seperti yang dijelaskan Yesaya 49: 15, bahkan seorang ibu manusia mungkin "melupakan bayi yang sedang disusuinya" atau "tidak menyayangi terhadap anak dari kandungannya", namun Allah tidak pernah melupakan anak-anak-Nya, dan kasih sayang-Nya tidak pernah berkesudahan (Rat. 3: 22).
Terutama, istilah Ibrani raham yang digunakan untuk kasih sayang di sini dan di banyak ayat lainnya yang menggambarkan kasih sayang Allah yang berlimpah, diyakini berasal dari istilah Ibrani untuk rahim (rehzem). Oleh karena itu, sebagaimana yang dicatat oleh para ahli, kasih sayang Allah itu seperti "kasih ibu terhadap rahimnya." Tentunya, kasih sayang ini jauh lebih besar daripada kasih sayang manusia mana pun, bahkan kasih sayang seorang ibu terhadap bayinya yang baru lahir.
Menurut Yeremia 31: 20, Allah memandang umat perjanjian-Nya sebagai "anak kesayangan" dan "anak kesukaan," meskipun pada kenyataannya mereka sering memberontak terhadap Dia dan mendukakan Dia. Meski begitu, Allah menyatakan, "Hatiku terharu terhadap dia" dan "Aku pasti akan menyayanginya." Istilah yang diterjemahkan menyayangi di sini adalah istilah yang digunakan di atas untuk kasih sayang Ilahi (raham). Lebih lanjut, ungkapan "Hatiku terharu" dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi "perutku meraung." Gambaran ini adalah bahasa emosi Ilahi yang sangat mendalam, yang menandakan betapa dalamnya kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Sekalipun mereka tidak setia, Allah terus melimpahkan kasih sayang dan kemurahan-Nya yang melimpah kepada umat-Nya dan melakukan hal tersebut melebihi harapan-harapan yang masuk akal.
Bagi sebagian dari kita, menyadari bahwa kasih sayang Allah kepada kita serupa dengan belas kasihan seorang ayah atau ibu yang penuh kasih adalah hal yang sangat melegakan. Namun, beberapa orang mungkin kesulitan karena orangtua atau para orangtua mereka bukan pengasih. Cara-cara lain apakah yang bisa menunjukkan kasih sayang Allah kepada mereka?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat