Triwulan 1 Pelajaran 1, 2025.
Contoh nyata kasih Allah terhadap umat manusia yang telah jatuh dalam dosa dapat ditemukan dalam kisah Hosea. Allah memerintahkan Nabi Hosea, "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi Tuhan" (Hos. 1: 2). Hosea dan istrinya yang tidak setia harus menjadi contoh nyata kasih Allah terhadap umat-Nya, meskipun Israel tidak setia dan melakukan pelacuran rohani. Artinya, ini adalah kisah tentang kasih Allah yang dianugerahkan secara cuma-cuma kepada mereka yang tidak pantas mendapatkannya.
Memang benar, meskipun Allah setia dan mengasihi, umat manusia tetap saja memberontak kepada-Nya, lagi dan lagi. Oleh karena itu, Kitab Suci berulang kali menggambarkan Allah sebagai kekasih yang bertepuk sebelah tangan dari pasangan yang tidak setia. Dia telah mengasihi umat-Nya dengan sempurna dan setia, namun mereka telah mencemooh-Nya dan melayani serta menyembah dewa-dewa lain, hal itu sangat mendukakan dan memutuskan hubungan dengan Dia, yang tampaknya tidak dapat diperbaiki lagi.
Bacalah Hosea 14: 1-5. Apakah yang diungkapkan ayat-ayat ini mengenai kasih setia Allah terhadap umat-Nya?
Setelah pemberontakan berulang-ulang yang dilakukan umat-Nya, Allah berfirman: "Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela." Istilah "dengan sukarela" dalam frasa "Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela" diterjemahkan dari kata Ibrani (nedabah), yang berarti apa yang dipersembahkan secara sukarela. Ini adalah istilah yang sama yang digunakan untuk persembahan sukarela dalam sistem Bait Suci.
Sepanjang kitab Hosea, dan sepanjang cerita Kitab Suci, Allah menunjukkan komitmen dan kasih sayang yang luar biasa terhadap umat-Nya. Meskipun mereka berulang kali mengejar kekasih lainnya, melanggar hubungan perjanjian, yang tampaknya tidak dapat diperbaiki lagi, Allah dengan kemauan bebas-Nya terus melimpahkan kasih-Nya kepada mereka. Manusia tidak pantas menerima kasih Allah; mereka telah menolak dan kehilangan hak apa pun yang sah atas ha! itu. Namun, Allah tetap melimpahkan kasih sayang kepada mereka tanpa ada paksaan, baik moral atau apa pun. Di sini dan di bagian lain, Kitab Suci secara konsisten menampilkan kasih Allah yang bersifat bebas dan sukarela.
Banyak orang menganggap Allah itu sebagai penguasa dan hakim yang kejam dan bengis. Bagaimanakah gambaran Allah yang dicemooh dan didukakan sebagai kekasih yang bertepuk sebelah tangan dari pasangan yang tidak setia membantu Anda memandang Allah secara berbeda? Bagaimanakah hal ini mengubah cara Anda memandang hubungan Anda dengan Allah?
Pergi Ke Pelajaran:
Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat