Triwulan 1 Pelajaran 1, 2025. 


Download Powerpoint




Kamis, 2 Januari 2025.

Disalibkan untuk Kita.


Allah mengundang semua orang ke dalam hubungan kasih dengan-Nya, namun hanya mereka yang dengan sukarela menerima undangan tersebut yang menikmati hasil kekal. Seperti terlihat dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin, banyak orang yang dipanggil raja "tidak mau datang" (Mat. 22: 3).

Oleh karena itu, sesaat sebelum penyaliban-Nya, Kristus meratap: "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakrnu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau" (Mat. 23: 37). Kristus ingin mengumpulkan mereka, namun mereka tidak mau. Kata kerja Yunani umum yang sama yang berarti "menghendaki" (thelo) digunakan baik bagi keinginan Kristus untuk menyelamatkan mereka maupun bagi ketidaksediaan mereka untuk diselamatkan (dan istilah yang sama juga ada dalam Matius 22: 3 di atas).

Namun, Kristus disalibkan demi orang-orang ini dan demi kita. Kasih yang luar biasa! Meskipun dosa manusia patut mendapat hukuman mati, Allah sendiri (di dalam Kristus) yang menanggung akibatnya dan telah menyediakan cara untuk memperbaiki hubungan yang terputus antara surga dan bumi. Sementara itu, Dia terus melimpahkan kasih-Nya kepada kita, meskipun Dia tidak berkewajiban kecuali karena kemauan-Nya sendiri untuk melakukannya.

Bacalah Yohanes 10: 17, 18. Bandingkan dengan Galatia 2: 20. Apakah pekabaran bagi kita dalam ayat-ayat tersebut?

Dalam pertunjukkan kasih Allah yang terbesar-yakni Salib, kita melihat bahwa Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita atas kemauan-Nya sendiri. Kristus menyerahkan nyawa-Nya atas "inisiatif-Nya sendiri." Tidak ada seorang pun yang mengambil nyawa-Nya dari pada-Nya; Dia dengan cuma-cuma menyerahkannya, sesuai dengan rencana penebusan yang disepakati di surga sebelum dunia dijadikan.

"Rencana penebusan kita bukanlah suatu buah pikiran yang lahir belakangan, suatu rencana yang dirumuskan sesudah Adam berdosa. Rencana tersebut adalah wahyu yang 'sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya." Rm. 16: 25. Itu uraian azas-azas yang telah menjadi dasar singgasana Allah sejak zaman abadi. Sejak mula pertama, Allah dan Kristus sudah mengetahui kemurtadan Setan, dan kejatuhan manusia oleh kuasa tipu daya pendurhaka itu. Allah tidak merencanakan supaya dosa ada, akan tetapi melihatnya lebih dahulu jauh sebelum dosa itu lahir, lalu mengadakan persiapan guna menghadapi peristiwa yang mengerikan itu. Sungguh besar kasih-Nya bagi dunia ini sehingga dijanjikan-Nya memberikan Anak-Nya yang tunggal, 'supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.' Yoh. 3:16"--Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 16.



Pergi Ke Pelajaran:

Sabtu · Minggu · Senin · Selasa · Rabu · Kamis · Jumat


Penuntun Guru

Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp