Berita Misi Advent, 6 Mei 2023. 

Remus, dari Spanyol.



Pria Alkitab.

Remus dikenal sebagai "Orang Alkitab".

Dia adalah seorang perawat, dan istrinya adalah seorang arsitek. Mereka memiliki kehidupan yang nyaman dengan tiga anak di Prancis. Secara keseluruhan, mereka memiliki semua yang mereka butuhkan untuk bahagia. Tapi ada sesuatu yang hilang.

Remus rindu bisa mengulang doa Yesus kepada Bapa-Nya, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (Yohanes 17: 4).

Remus ingin memuliakan Tuhan dengan hidup-Nya. Tetapi bagaimana caranya?

Dia bertanya-tanya apakah misinya harus serupa dengan misi Yesus ketika Dia menyatakan di sebuah sinagoge, “Roh Tuhan ada pada- Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang- orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4: 18, 19).

Remus membacakan perintah Yesus kepada murid-murid- Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, ajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28: 19, 20).

Kemudian dia membaca dalam buku Ellen White: Colporteur Ministry, “Pekerjaan membagikan literatur, yang dilakukan dengan benar, adalah pekerjaan misionaris yang paling tinggi” (halaman 6).

Remus memutuskan untuk menjadi penginjil literatur. Dia ingin menjadi seseorang yang, menurutnya, “mencoba menjual buku kepada orang yang tidak mau membelinya.

Remus dan keluarganya pindah ke Galicia, wilayah yang sangat sekuler di Spanyol. Di antara populasi hampir 3 juta, hanya sekitar 500 orang Advent yang beribadah di lima gereja.

Remus mulai menjual Alkitab dan buku-buku lain di pasar terbuka, di mana orang-orang berkumpul untuk membeli hasil pertanian, pakaian, mainan, buku, dan barang-barang bekas. Saat ia menjual buku di stan, orang-orang mulai memanggilnya ”Pria Alkitab”.

Di salah satu pasar terbuka, Remus melihat seorang rekan penjual buku juga. Dia mendekati pria itu dan mulai berbicara.

Pria itu jelas tidak ingin terlibat dalam percakapan, tetapi dia sepertinya tidak bisa berpaling.

“Ada sesuatu yang tidak biasa pada dirimu,” pria itu akhirnya mengakui.

Setelah banyak percakapan di pasar, pria itu setuju untuk menempatkan beberapa buku Remus di stannya untuk dijual.

Sebagai tanda terima kasih, Remus memberinya sebuah Alkitab.

Pria itu membaca Alkitab di rumah dan meminta Remus untuk bersamanya dalam belajar Alkitab. Setelah beberapa bulan, dia memberikan hatinya kepada Yesus. Saat ini, pria itu berusaha meyakinkan putrinya, saudara perempuan, dan ibunya untuk juga menerima Yesus.

Dia dan Remus adalah teman, dan setiap kali mereka bertemu, dia memanggil, “Halo, Pria Alkitab!”

Terkadang, buku Remus terjual tanpa suatu usaha yang keras. Suatu kali seseorang menghentikannya saat dia membawa beberapa Alkitab di jalan.

“Apakah itu Alkitab?” tanya orang asing itu.

“Ya, saya menjual Alkitab,” kata Remus.

“Berapa harganya?

“Sepuluh euro,” katanya, atau sekitar 10 dolar AS.

“Tolong beri aku satu . Aku mau membeli satu.”

Dalam hal ini, Remus tidak perlu melakukan apa pun untuk melakukan penjualan. Dia hanya harus meninggalkan rumahnya. Tuhanlah yang menjual Alkitab, katanya.

Di lain waktu, seorang wanita benar-benar melompat kegirangan saat melihat Remus menjual Alkitab.

“Saya telah berdoa kepada Tuhan untuk sebuah Alkitab!” serunya dan kemudian mencium Alkitab yang baru saja dibelinya. “Ini adalah jawaban dari Tuhan!”

Di waktu lain, Remus menempuh jarak 70 mil (120 km) untuk mencapai pasar terbuka. Dia bergembira, dia menjual banyak buku hari itu. Tetapi ketika malam tiba, dia menyadari bahwa buku yang dia jual tidak cukup menutupi biaya bensin untuk perjalanannya.

Dia bertanya-tanya: “Apakah perjalanan itu sepadan?”

Kemudian seorang pria tua berusia sekitar 90 tahun datang ke stan buku. “Apakah kamu punya Alkitab?” pria itu bertanya.

Pria itu ingin tahu apakah Yesus mungkin bisa mengasihinya.

Remus berbicara dengan gembira tentang Yesus dan kasih-Nya.

Dengan air mata berlinang, kedua pria itu merenungkan kasih Yesus.

Kemudian pria itu membeli sebuah Alkitab.

Tidak ada kata terlambat untuk mengenal Yesus. Bertemu dengan lelaki tua itu dan berbagi kasih Yesus dengannya sepadan dengan biaya perjalanan ke pasar. Remus berharap bisa melihat pria itu bersama Yesus di surga.

Remus senang melayani Tuhan di Spanyol.

“Ada banyak orang yang mencari Roti Kehidupan,” katanya. “Kami dapat membantu mereka dengan memberi mereka Alkitab.”

Ia juga senang dikenal sebagai ”Pria Alkitab”.

Spanyol memiliki banyak kota besar dan kota kecil tanpa kehadiran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda tiga tahun lalu yang membantu Sagunto Adventist College Spanyol untuk melatih orang untuk menyebarkan kabar baik tentang kedatangan Yesus yang segera di negara ini dan di luar negeri.




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp