Bacaan Persembahan Advent, 8 April 2023.
Ayat Tema: “Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!" (Yerremia 17: 14)
Saya berusia 25 tahun dan terbaring sekarat karena kecanduan alkohol. Saya berpikir hidup saya akan berakhir.
Sebagai seorang anak saya dibuli oleh anak-anak laki-laki yang lebih tua. Sementara saya bertumbuh besar, saya belajar bagaimana membela diri saya sendiri. Pada waktunya para pembuli berhenti mengganggu saya dan menerima saya. Mereka memperkenalkan saya kepada musik gelap mereka dan alkohol. Lama sebelumnya saya kecanduan alkohol; dan pada waktu saya tidak mendapatkannya dari teman-teman saya, saya akan mencurinya.
Saya berhenti bersekolah ketika saya berumur 15 tahun dan pergi bekerja. Namun sesuatu yang saya hasilkan dibelikan untuk alkohol. Lima tahun berikutnya adalah tahun-tahun tergelap dalam hidup saya. Saya menjadi sesuatu yang saya benci. Saya membuli orang lain dan menjadi kasar pada waktu saya mabuk. Saya depresi dan mau bunuh diri. Satu hal yang saya benci lebih dari diri saya sendiri adalah kecanduan saya. Saya kehilangan teman-teman saya dan anggota-anggota keluarga mati oleh karena alkohol.
Saya sadar saya sedang membunuh diri saya. Saya berhenti minum alkohol dan pulang ke rumah kakek-nenek saya. Mereka menyambut saya. Nenek saya adalah seorang Kristen dan telah membantu beberapa orang mengatasi kecanduan alkohol. Namun demikian ia tidak siap untuk akibat yang mengancam jiwa yang ditimbulkan oleh karena berhenti dari kecanduan. Saya tidak bisa makan; jantung saya berdebar-debar terus, dan saya gemetar tak terkendali. Nenek mengetahui bahwa hidup saya tergantung pada seutas benang.
Saya ketakutan akan mengalami kematian, jadi nenek saya menceritakan kepada saya tentang Yesus. Ia berdoa dan mengingatkan saya bahwa Yesus mengasihi saya. Kata-kata nenek saya menguatkan saya. Hari demi hari hidup saya menjadi seimbang.
Kakek saya menaruh televisi di samping tempat tidur saya. Ia pikir itu bisa mengalihkan saya dari semua gejala saya. Ketika saya menyetel televisi pada hari itu, sebuah acara berjudul Sekolah Sabat Pengharapan muncul. Saya tidak pernah mendengar itu sebelumnya, namun itu menarik perhatian saya. Sementara saya mendengar acara itu, hal itu membantu saya fokus pada Firman Allah gantinya pada penderitaan saya. Saya merasakan Roh Kudus bekerja dalam hati saya. Sekolah Sabat Pengharapan menjadi gereja saya dan bagian dari proses kesembuhan saya. Sekolah Sabat Pengharapan dan kakek nenek saya menuntun saya di sepanjang jalan kepada Kristus.
PESAN: Allah menyembuhkan saya dan memberi saya kesempatan kedua dalam hidup saya. Hati saya sekarang dipenuhi dengan rahmat dan kasih Allah. Allah menjawab doa-doa kakek nenek saya. Mereka dan TV Hope Channel membuka hati saya kepada kasih Allah dan membawa saya kepada kehidupan baru dalam Kristus.