Bacaan Persembahan Advent, 3 Agustus 2024.
Ayat Tema: “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini” (Ibrani 11: 13))
Elwin Winthrop Snyder lahir pada tanggal 26 Februari 1865 di Amerika Serikat. Pada usia delapan belas tahun, dia dipanggil untuk bekerja sebagai kolportir, mencapai banyak kesuksesan, yang membawanya ke posisi direktur Pelayanan Literatur di Konferens Pennsylvania. Keterampilan kepemimpinannya menarik perhatian Komite Misi Luar Negeri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Maka, pada bulan Juni 1891, ia diundang untuk mengumpulkan tim yang terdiri dari tiga kolportir untuk secara resmi memulai pelayanan literatur di Amerika Selatan. Snyder, yang saat itu berusia 26 tahun, memilih dua pemuda lajang lainnya—A.B. Stauffer, 32, dan Clair Nowlen, 26—untuk membantunya dalam usaha tersebut.
Snyder dan rekan-rekannya pergi ke Amerika Selatan dan menjadi daerah subur bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di beberapa negara Amerika Selatan. Snyder juga mengambil alih sebagai field secretary misi dan melakukan perjalanan ke seluruh Amerika Selatan. Pada tahun 1901, Snyder berfokus pada pengkhotbahan pekabaran di Paraguay, karena dia mengetahui bahwa ada empat pemelihara Sabat di sana. Dalam perjalanannya ke Paraguay, dia menghabiskan sekitar enam bulan mencoba untuk mendorong beberapa pemelihara Sabat di negara itu dan mencari petobat baru melalui kampanye penginjilan. Dalam salah satu kisahnya, dia berbicara tentang sukacita membaptis lima anggota baru. Selama sekitar empat belas tahun, Snyder bekerja di Amerika Selatan sampai kesehatannya memburuk. Snyder tidak pernah mendapatkan kembali kekuatannya dan meninggal pada usia 54 tahun, meninggalkan warisan keberanian dan semangat pionir.
PANGGILAN: Sebagian besar upaya misionaris awal dunia dilakukan oleh orang asing yang meninggalkan tanah air mereka untuk mendedikasikan hidup mereka untuk memberitakan Injil. Persembahan kita idealnya harus diberikan sebagai sebuah janji—sebuah perjanjian dengan Allah—dengan setia, secara teratur memberikan bagian perjanjian dari pendapatan kita untuk mendukung program yang telah Allah tetapkan untuk menjangkau setiap orang di bumi ini sehingga Yesus dapat datang. Sekarang giliran kita untuk berinvestasi dalam pengiriman misionaris ke belahan dunia lain, sebagai rasa terima kasih atas apa yang pernah dilakukan atas nama kita. “Allah telah memberi Anda keistimewaan dan keuntungan yang berharga dalam mengirimkan terang kebenaran-Nya kepada Anda, dan Anda harus meningkatkan berkat-berkat ini, dan membiarkan orang lain membagikan belas kasihan Anda” (Ellen G. White, Reflecting Christ, hlm. 206).