Bacaan Persembahan Advent, 28 Oktober 2023.


Israel: Tak Ada Manusia yang Melakukan Ini!


Ayat Tema: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga" (Matius 5: 10)

Wisam adalah seorang anggota dari keluarga antikristen yang sangat kuat yang tinggal di Janjiet, Israel. Ketika saudara perempuannya menjadi Kristen saat belajar di Eropa, keluarga mengirim Wisam untuk membunuhnya. Wisam mengasihi saudara perempuannya dan berharap untuk dapat meyakinkannya agar berhenti dari agama barunya. Dia menemukannya dan berkata kepadanya bahwa keluarga ingin dia membunuhnya. Saudara perempuannya menyarankan agar dia tinggal di Eropa dan belajar di sekolah Advent di Austria.

Wisam menyukai gagasan itu, berharap bahwa dia dapat menobatkan orang-orang Kristen kepada agamanya. Namun Wisam menjadi tertarik kepada Yesus, dan sebelum tahun berakhir, Wisam menerima Yesus sebagai Juruselamatnya dan dibaptis.

Wisam kembali ke Janjiet dan berkata kepada pamannya bahwa ia tidak membunuh saudara perempuannya. Dengan amarah, pamannya berteriak, “Rajam dia!” Pria itu melempari Wisam dengan batu sampai dia jatuh tak sadarkan diri. Digerakkan oleh belas kasihan, ayah Wisam menyuruh anak lelaki lainnya untuk membawa Wisam ke rumah sakit. Ketika Wisam pulang ke rumah, orang tuanya mendesak Wisam untuk meninggalkan Israel.

Wisam kembali ke Austria untuk menyelesaikan kuliah kependetaannya. Dia menggembalakan beberapa gereja di Eropa sebelum dia dipanggil menjadi pendeta di kampung halamannya, Janjiet.

Ketika saudara sepupu Wisam mengetahui bahwa Wisam kembali, mereka memimpin gerombolan untuk menyerang dia. Wisam menghadapi para penyerangnya tetapi dia menolak untuk berkelahi. Sementara Wisam berbalik dari para pria itu, saudara sepupunya mengangkat pisau mematikan dan menusuk punggungnya. Bilah pisau itu bengkok hingga sudut 90 derajat. Saudara sepupunya, melihat pisaunya yang bengkok itu, menjatuhkannya. Saudara laki-laki Wisam memegang pisau yang tak berguna itu dan berkata, “Sekarang coba bunuh hamba Allah!” Salah seorang dari saudara sepupu Wisam berteriak, “Saya akan mati jika saya tidak membunuhmu!”

Beberapa bulan kemudian dua orang saudara sepupu yang telah mengancam Wisam terbunuh ketika sebuah truk menabrak mereka secara langsung. Kejadian tragis ini menjadi sebuah dampak yang besar di komunitas lokal. Banyak yang bertanya mengenai iman Wisam.

Pada waktunya, Wisam membuka Pusat Pengaruh Kota di Janjiet, di mana dia mengajar bahasa Inggris menggunakan Alkitab sebagai buku teksnya. Banyak yang ingin belajar bahasa Inggris dengan hamba Allah ini.

PESAN: Kehidupan Wisam adalah sebuah terang yang bersinar di Janjiet. Pekerjaannya dimungkinkan karena umat percaya di seluruh dunia mengembalikan persepuluhan Allah dan dengan setia memberi persembahan mereka secara teratur sehingga pria dan wanita dapat melatih untuk melayani Allah di tempat-tempat yang sulit di seluruh dunia. Marilah kita memberi dengan setia sehingga banyak yang dapat melayani.




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp