Bacaan Persembahan Advent, 26 Agustus 2023.


Angola: Anak Lelaki Buta Melihat Yesus.


Ayat Tema: “Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.’" (Matius 19: 14)

Suatu hari sementara bermain, Ricardo yang berumur 10 tahun jatuh dengan kepala lebih dahulu saat melompati pagar. Segera dia mulai kehilangan pandangan matanya. Dalam beberapa bulan dia tidak dapat melihat papan tulis di sekolah. Akhirnya, guru mengirim Ricardo pulang dan berkata, “Saya tidak bisa mengajar anak yang buta.”

Orang tua Ricardo membawa dia ke banyak dokter, tetapi tak satu pun yang dapat menolong dia. Mereka berkata bahwa dia pada akhirnya akan menjadi buta. Ricardo sedih bahwa dia tidak akan bisa lagi bermain sepak bola, naik sepeda, atau bermain petak umpet dengan teman-temannya.

Saudara sepupu Ricardo mengajak Ricardo ke acara tamasya Klub Pathfinder, namun Ricardo ragu-ragu. Saudara sepupu Ricardo meyakinkan dia untuk pergi, dan Ricardo merasa heran bahwa dia dapat ikut serta dalam kegiatan itu. Ricardo merasa bahagia dia bisa pergi.

Akhirnya, Ricardo bergabung dengan kelas baptisan untuk persiapan bagi baptisan. Pemimpin meminta siapa saja yang ingin dibaptis supaya menghafalkan Sepuluh Hukum Allah. Ricardo merasa takut dia tidak bisa dibaptis sebab dia tidak bisa membaca, tetapi ibunya menguatkan dia. “Allah mau, kamu akan dibaptis,” kata ibunya.

Saudara perempuan Ricardo bersedia membacakan Sepuluh Perintah untuk Ricardo setiap hari. Pada hari Jumat, Ricardo bisa menghafal Sepuluh Perintah. Ketua jemaat memberi ucapan selamat kepadanya ketika dia dibaptis hari berikutnya.

Suatu hari pemimpin Sekolah Sabat meminta Ricardo untuk menceritakan berita misi untuk pekan berikutnya. Beberapa anggota gereja merasa prihatin bahwa dia akan merasa malu sebab dia tidak bisa membaca, tetapi pemimpin Sekolah Sabat bertanya kepada Ricardo, “Bisakah kamu membawakan Berita Misi untuk pekan berikut?” Ricardo mengangguk. “Kalau begitu saya akan menuliskan namamu di susunan acara nanti.”

Lagi, saudara perempuan Ricardo membacakan berita misi kepadanya, dan dia menghafalkannya. Pada hari Sabat, Ricardo menceritakan cerita itu dengan percaya diri. Ketika dia selesai, suara keras “amin” memenuhi gereja. Pengalaman demikian memberi keyakinan bagi Ricardo bahwa dia dapat bekerja bagi Allah.

Sekarang ini, Ricardo adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi sementara mempersiapkan dirinya menjadi seorang pendeta. Ia memimpin klub Pathfinder dan berkhotbah di gereja-gereja di seluruh Angola. Banyak orang telah memberi hidup mereka kepada Yesus setelah mendengar khotbah dan kesaksiannya.

Anak lelaki yang berpikir bahwa dia tidak layak apa-apa karena dia buta telah mengetahui bahwa dengan pertolongan Allah, dia dapat melakukan sesuatu. Anak-anak Allah dapat dengan setia mengembalikan persepuluhan dan persembahan Janji mereka kapan pun mereka menerima penghasilan.

PESAN: Persembahan Janji kita adalah pemberian bagi Allah, bukan untuk gereja. Tunjukkan kepada Dia kasih dan dedikasi Anda oleh memberi dalam iman.




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp