Bacaan Persembahan Advent, 14 September 2024.
Ayat Tema: ““Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Roma 8: 29)
Manusia dibentuk menurut rupa Allah, sehingga sifatnya selaras dengan kehendak Allah. Pikirannya mampu memahami hal-hal Ilahi. Kasih sayang itu murni, dan selera serta nafsu berada di bawah kendali akal. Dengan dosa, keserupaan Ilahi ternoda dan hampir terhapus.
Beberapa waktu lalu, petugas kebersihan sebuah museum seni menemukan sebuah lukisan tua di ruang sampah. Karena lukisan itu sudah lapuk, kotor, dan tidak bisa dikenali, petugas kebersihan baru saja hendak membuangnya ke tempat sampah. Tetapi kemudian direktur museum memutuskan untuk melihatnya sekali lagi. Memang, lukisan itu terlihat tidak berguna, pikirnya. Namun demikian, ia memutuskan untuk memberikannya kesempatan dan membawanya ke pemulih yang berspesialisasi dalam lukisan-lukisan tua untuk merenovasinya. Pemulih bekerja dengan ketekunan dan pengabdian sampai pekerjaan selesai. Karyanya begitu sempurna sehingga banyak orang yang sebelumnya pernah melihat lukisan itu bertanya-tanya apakah lukisan itu memang sama. Rahasia kesempurnaan seperti itu terungkap: tanda tangannya menunjukkan bahwa pemulih itu adalah putra artis tersebut.
Dosa merusak karakter manusia, mahakarya ciptaan Ilahi. Tetapi Yesus, Putra Seniman Tertinggi, datang untuk memulihkan citra Sang Pencipta di dalam diri kita. Ajaran Alkitab tentang kesetiaan dimaksudkan untuk membantu kita dalam proses pengembangan karakter kita. Ini bukan tentang mengembalikan persepuluhan dan persembahan, atau jenis makanan yang kita makan. Intinya adalah bagaimana karakter kita dibentuk.
Kesetiaan membantu kita bertumbuh secara rohani. Ketika seorang Kristen memberikan persepuluhan secara teratur dan sistematis, dia mempromosikan penyangkalan diri dan menghilangkan keegoisan dari hatinya. Dengan demikian, tindakan persepuluhan menjadi berkat, karena membantu orang percaya untuk bertumbuh secara rohani.
Keegoisan adalah kekejian di mata Tuhan, karena hal itu menghilangkan cinta, kebajikan, dan kasih sayang untuk sesama kita. Hanya kesetiaan yang dapat membantu kita mengatasi keegoisan. “Kebajikan penyangkalan diri yang terus-menerus adalah obat Allah untuk dosa-dosa keegoisan dan ketamakan yang membusuk” (Testimonies for the Church, jld. 3, halaman 548).
PANGGILAN: Proses pemulihan Ilahi berlangsung seumur hidup, tetapi Anda harus mengizinkannya dimulai. Mintalah Tuhan hari ini untuk membimbing keputusan dan tindakan Anda sehingga Anda dapat menyadari bahwa Anda sedang diubah menjadi gambar Anak-Nya.