Artikel // Filsafat Kristen // Selasa, 15 Oktober 2024



Iman & Penalaran.


Penalaran bukan musuh bagi iman demikian juga iman bukan musuh bagi filsafat. Bukankah sejak awalnya manusia dicipta dengan perangkat penalaran? Akal (kemampuan kognitif) yang dikaruniakan Allah digunakan untuk mengatur dunia yang diserahkan-Nya untuk manusia (Kej 1:26; Kej 2:15). Namun ketika dosa menginterupsi serta memisah manusia dengan ‘Sang Sumber Hikmat’ maka hakekat manusia terbelenggu dengan benalu dosa yang melemahkan pikiran. Ditambah dengan peran malaikat durhaka memberi pengaruh yang menyesatkan pemahaman manusia, rasul paulus mengunakan istilah ‘selubung pikiran’ (2 Kor 3:14; 2 Kor 4:4, 2 Kor 11:3).

Meskipun demikian, jangan terburu-buru menyingkirkan aspek penalaran manusia dalam pencarian kebenaran Kitab Suci. Hosea 4:6 (KJV) ‘Umat-Ku binasa karena kurangnya pengetahuan,’ ayat tersebut mengasumsikan keharusan umat Tuhan mengunakan akal mereka. Meskipun kita paham bahwa Allah melampaui akal manusia yang terbatas tapi tidak berarti Allah itu irasional dan tidak bisa didekati dengan penalaran. Ada perbedaan antara melampaui akal dan tidak masuk akal, Allah yang kita percaya adalah Allah yang melampaui akal bukan Allah yang tidak masuk akal (irasional/diluar akal/tidak melibatkan akal), sehingga walau dengan keterbatasan akal tetap dilibatkan bukan disingkirkan. Menariknya, dari mulut Juruslamat sendiri mengatakan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap AKAL budimu (Mat 22:37, Mar 12:30, Luk 10:27).

Iman & penalaran tidak perlu di adu sebab peran pribadi Roh Kudus mendamaikan kedua ide tersebut! Kontribusi besar dari Roh Kudus sepanjang sejarah manusia dicatat dalam kitab suci. Bagaimana Roh Kudus menuntun akal manusia kedalam wahyu umum; wahyu tertulis; hingga klimaksnya “Sang Wahyu Hidup Yesus Kristus.” Roh Kudus melahirbarukan akal manusia didalam iman sehingga akal tersebut adalah akal yang dipimpin bukan akal yang mandiri! Akal yang dipimpin adalah akal yang disucikan oleh Roh Kudus, akal ini menjadi pelayan bagi iman. Sekali lagi akal/penalaran/filsafat menjadi pelayan bagi iman. Akal tunduk kepada iman, ketika iman mencari pemahaman disitu peran akal sebagai hamba yang setia melayani iman. Kita memahami karena kita beriman, iman mendahului pemahaman (Ibr 11:3). Ingat akal yang dimaksudkan disini adalah akal yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus didalam iman kepada Anak Allah yang kekal, Yesus Kristus (2 Kor 10:5).

Artikel singkat ini sebagai pengantar untuk mengajak anda kedalam tindakan nyata dalam memanfaatkan penalaran dalam menafsir Kitab Suci (hermeneutika) secara bertanggung jawab. Penulis artikel merekomendasi buku dengan topik “Memahami Alkitab Dengan Pendekatan Advent.” Buku ini adalah penelitian para cendekiawan adventis yang kompeten dalam isu ini. Berjudul “Understanding Scripture An Adventist Approach” buku ini membahas:
1. Background historis dari metode-metode menafsir yang pernah eksis dalam sejarah yudaisme hingga kekristenan moderen.
2. Peran & hubungan Pribadi Roh Kudus dengan manusia dalam menafsir kitab suci.
3. Presuposisi (asumsi) yang tepat terhadap posisi Kitab Suci.
4. Prinsip-prinsip menafsir dalam gereja advent hari ke 7.
5. Metode menafsir.
6. Pendekatan jenis sastra dalam menafsir.
7. Ellen G. White & Hermeneutika.

Penulis artikel bermaksud memberikan sarana bukan prodak jadi yang siap santap seperti bible commentary, justru pembaca diharapkan dapat menguji dan mengaplikasikan metode tersebut secara mandiri ketimbang selalu ketergantungan kepada orang lain dalam belajar Firman Tuhan. Walaupun ada fasilitas pengajar Alkitab untuk mengajar umat tapi tidak mengecualikan usaha aktif setiap individu percaya untuk belajar secara pribadi. Lagipula penulis artikel percaya Alkitab jelas untuk semua orang & Roh Kudus dapat mengunakan media yang Dia kehendaki untuk menolong orang percaya lebih dalam menuju terang yang menakjubkan. “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2:3 & 4).”


Penulis Artikel: Adam Hiola (teolog awam)



Buku Rekomendasi: "Understanding Scripture An Adventist Approach."

Kompilasi, Editor: George W. Reid.

Bab 1: LATAR BELAKANG SEJARAH…

Bab 2: IMAN, NALAR & ROH KUDUS…

Bab 3: PRESUPOSISI MENAFSIR…

Bab 4: WAHYU & INSPIRASI.

Bab 5: OTORITAS KITAB SUCI.

Bab 6: TEKS DAN KANON KITAB SUCI.

Bab 7: PEDOMAN UNTUK PENAFSIRAN...

Bab 8: (dalam proses...)

Disclaimer: penulis artikel mengasumsikan pembaca terbiasa dengan browsing internet sehingga ketika bertemu istilah teknis dalam buku tersebut pembaca dapat mencari maknanya melalui browsing di situs yang kredibel (contoh wikipedia).




Bagikan ke Facebook

Bagikan ke WhatsApp